Tuhan Yesus segera datang

HIDUP TANPA KOMPROMI

( Warta Sepekan GBI Bethany, 21 Maret 1999 )

 

Untuk bisa hidup dalam kekudusan, kita harus berani menjalani kehidupan dan pelayanan tanpa kompromi. Apapun dan berapapun, harga yang harus dibayar. Bahkan nyawa sekalipun !

Tuhan sudah berfirman melalui nubuatan nabi-nabi-Nya bahwa akan datang masanya di mana akan terjadi garis pemisah yang tegas, yang memisahkan umat, atau gereja, yang hidup dalam kekudusan dengan mereka yang hidup dengan berkompromi. Pada saat itu akan jelas bisa dibedakan, karena Tuhan sendiri yang akan mengungkapkan siapa-siapa yang hidupnya kudus di hadapan-Nya dan siapa yang tidak. Semua akan ditelanjangi oleh Tuhan. Bersiaplah mulai sekarang.

Hidup tanpa kompromi itu merupakan bagian dari hidup kudus. Tanpa kompromi berarti menjalani kehidupan, dan pelayanan, hanya berdasarkan atas kebenaran firman Allah. Ya bila ya, dan tidak bila tidak ( Yakobus 5:12 ).

Sudah terlalu banyak korban dari hamba-hamba Tuhan maupun gereja Tuhan, yang menjadi bulan-bulanan Iblis dan akhirnya binasa karena mereka tidak berani mengatakan 'tidak' terhadap apa yang seharusnya tidak. Mereka lakukan ini karena intimidasi yang berupa antara lain : apa kata orang .... ; kasihan .... ; tidak enak .... ; nanti dikira .... ; dll.

Hal-hal ini yang bisa menyebabkan para pendoa syafaat akan melakukan praktek-praktek perdukunan untuk mencari orang atau barang yang hilang misalnya; untuk menjampi-jampi dengan mulut berkomat-kamit; untuk memberikan jimat atau benda-benda yang dianggap mampu menjagai dan melindungi dan menyembuhkan penyakit; dll.

Ini juga yang bisa mendorong hamba-hamba Tuhan melakukan praktek-prakten sihir, nujum dan ramalan-ramalan dalam pelayanannya. Mereka terdorong atau didorong untuk menopangkan tangan sehingga ada perasaan lega emosionil baik dari sipelayan maupun yang dilayani.

Ini juga yang mendorong hamba-hamba Tuhan untuk melayani apa yang diinginkan oleh orang, bukan apa yang Tuhan inginkan. Melayani untuk menyenangkan hati orang atau atasan atau diri sendiri tanpa menyadari perbuatan-Nya itu mendukakan Roh Kudus dan merupakan kejijikan di hadapan Tuhan.

Mereka semua terjebak, atau lebih tepatnya, dijebak, untuk berbuat baik secara dunia. Dan melupakan apa yang dikatakan rasul Paulus di Roma 7:15, '... dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku ...' Mereka terjebak karena ketidak-mampuannya, atau lebih tepat, ketidak-mauannya untuk mengatakan 'tidak !' Mereka telah kompromi dengan dunia dan dosa.

Mulai hari ini baiklah kita semua, umat Tuhan, berhenti dan menghentikan korban-korban yang akan berjatuhan lagi. Sekaranglah saatnya kita untuk bangkit dan bertekad, dengan kasih karunia yang telah Tuhan berikan, untuk hidup tanpa kompromi. Untuk mau tampil berbeda. Untuk mau berkata 'tidak !' bila tidak.

Bagaimana untuk mampu melakukan ini ?

Roma 12 : 1-2 menjawab,

'Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.

'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.'

Firman tersebut merupakan janji Allah kepada kita untuk bisa tidak serupa dengan dunia. Untuk tidak kompromi dengan dunia. Untuk bisa mengatakan 'tidak'.

Kita tidak akan mampu melakukan dengan kekuatan sendiri ! Tetapi Tuhan yang telah memampukan kita dengan kasih karunia-Nya.

Ingat, Yesus pernah berkata, 'Kamu adalah terang dunia dan hendaklah terangmu bercahaya di depan orang ?! Dan kamu adalah garam dunia ?!' (Matius 5). Tuhan Yesus sudah memampukan kita untuk bisa tampil berbeda, kalau kita mau.

Memang untuk ini ada suatu syarat. Ingat bahwa semua janji Tuhan itu janji yang bersyarat. Tuhan akan menggenapi janji-Nya kalau kita sudah menggenapi persyaratannya. Inilah harga yang harus kita bayar. Hidup dalam janji-janji Allah itu adalah hidup yang bayar harga. Tidak ada hidup yang 'gratisan'. Kita tidak akan menerima penggenapan janji Allah kalau yang bayar harga itu orang lain, atau kantor, atau sekretariat, atau gereja. Kita akan menerima janji-janji Allah kalau kita sudah bayar harga. Tentunya Allah itu menuntut harga yang memang kita bisa bayar. Dia tidak pernah menuntut harga yang di luar jangkauan kita. Ada harga, ada persembahan, ada korban. Ini prinsip hidup bersama Allah.

Untuk bisa hidup tanpa kompromi, syarat pertama yang harus kita lakukan ialah 'mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah' Inilah korban atau harga yang harus kita lakukan.

Kalau memang kita sudah mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan, kita tidak sulit untuk melakukan ini karena kita sudah dimampukan untuk melakukan ini. Kalau kita belum mengasihi Allah, kita tidak mungkin untuk melakukan ini.

Kalau kita sudah bisa membayar harga ini, maka tidak begitu sulit untuk memenuhi persyaratan ke dua 'berubahlah oleh pembaharuan budimu'.

Budi kita, jiwa kita, cara berpikir kita, harus diperbaharui. Tanpa pembaharuan ini kita tidak mungkin bisa tampil berbeda.

Pembaharuan budi ini merupakan bagian yang harus kita lakukan. Ini merupakan suatu proses yang membutuhkan usaha (berdasarkan kasih karunia). Ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Ini tidak bisa terjadi dengan 'bim salabim'. Ini perlu dilatih. Ingat, Paulus sendiri pernah dengan takut dan gentarnya mengatakan, 'tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.' ( 1 Korintus 9:27 ). Inilah pembaharuan budi itu. Inilah pembentukan karakter itu.

Dalam pembentukan karakter melibatkan tiga faktor : informasi, pewahyuan dan pembentukan.

Inisiatif untuk membentuk karakter seseorang itu tentunya dari Allah. Allah kemudian menyuruh hamba-Nya, siapapun dia, baik dengan ucapan maupun dengan tulisan atau apapun, menyampaikan informasi itu kepada orang yang karakternya akan dibentuk.  Orang yang dituju oleh Tuhan itu, dengan cara apapun, akan menerima pewahyuan dari Tuhan berdasarkan informasi yang dia terima. Dia pasti tahu apa yang Tuhan inginkan dari dia. Dia tahu apa yang sedang Tuhan perintahkan kepada dia. Dia tinggal memilih mau taat atau tidak. Dengan taat, maka Tuhan akan memperbaharui budinya sehingga karakternya terbentuk. Kalau dia menolak untuk melakukan bagiannya, sesungguhnya dia sedang memberontak terhadap Allah yang ingin memperbaharui budinya. Dan dia tidak akan bisa tampil berbeda.

Inilah pola Allah dalam penggenapan janji-janji-Nya, termasuk dalam proses pembentukan karakter kepada setiap umat-Nya.Pola ini bisa kita temukan di seluruh Alkitab.

Sadarkah kita bahwa setiap kali kita menghadiri suatu kebaktian, atau sedang membaca sesuatu, atau sedang dalam perjalanan, atau sedang apapun, sebenarnya Allah terus-menerus memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaharui budi kita ? Sekarangpun, dengan kita membaca renungan ini sebenarnya Allah sedang menerapkan pola ini kepada kita. Perhatikan penjelasan berikut ini :

Allah ingin membentuk kita, umat-Nya, untuk tidak berkompromi dengan dunia, baik dalam kehidupan dan pelayanan kita. Allah sudah mengambil inisiatif untuk ini karena Allah menghendaki manifestasi Allah yang dahsyat bisa diwujudkan melalui gereja-Nya, umat-Nya, kita semua.

Allah sudah mengutus hamba-Nya untuk menuliskan kehendak Allah itu melalui renungan ini. Allah sudah memberikan informasi itu melalui renungan yang sekarang ini sedang kita baca.

Allah sendiri, melalui Roh Kudus, akan memberi pewahyuan kepada kita semua, yang membaca renungan ini, sehingga kita mengerti maksud dan rencana Allah terhadap kita semua. Kita semua pasti mengerti apa maksud Allah kepada kita melalui renungan ini.

Dan yang terakhir adalah bagian kita. Setelah mengerti apa yang Allah ingin untuk kita lakukan melalui renungan ini, Allah minta kita mengambil keputusan. Dan hanya ada dua pilihan : kita MAU TAAT atau MEMBERONTAK !

Kita mau memperbaharui budi kita sehingga kita hidup dan melayani tanpa kompromi atau tetap dalam kehidupan lama kita.

Pilihan ada di tangan kita hari ini. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu !

 

 

ke renungan yang lain