Tuhan Yesus segera datang HIDUPLAH DALAM KEKUDUSAN ( Warta Sepekan GBI Bethany, 14 Maret 1999 )
Hidup dalam kekudusan itu merupakan perintah Allah. Perintah artinya HARUS kita lakukan. Kalau tidak ?! Kita tidak taat kepada Allah karena melanggar perintah-Nya; sama seperti yang telah Adam lakukan. Adam itu adalah manusia pertama, nenek moyang segenap manusia di bumi ini. Apa yang telah Tuhan lakukan kepada Adam karena ketidak-taatannya itu ? Diusir dari taman Eden ! Dan dia dan isterinya serta keturunannya, untuk selanjutnya hidup terpisah dari Allah. Hidup dalam kutuk ! Kutuk sakit-penyakit, penderitaan, kekalahan dan lain-lainnya. Apa bedanya kita dengan Adam ? Apakah kita akan diperlakukan berbeda dengan Adam karena kita sudah mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi ? Bahkan apakah ada perbedaan perlakukan antara kita yang sudah menjadi anak-anak Allah dengan mereka yang tidak mau atau belum menjadi anak-anak Allah ? Yang kita maksudkan di sini ialah apakah Allah akan membedakan kita dengan mereka yang belum mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hal kekudusan ?! Jawabannya ialah : TIDAK DIBEDAKAN ! Di mata Allah kekudusan adalah kekudusan. Allah tidak mempedulikan apakah kita sudah menjadi anak-Nya atau tidak, kekudusan itu merupakan tuntutan Allah kepada setiap manusia. Siapapun kita ! Firman Allah mengatakan, ' Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel dan katakan kepada mereka : Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. - Imamat 19 : 2 ' Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. - Imamat 20 : 7 ' Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku. - Imamat 20 : 26 ' Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan - Ibrani 12 : 14 Lalu, apa perbedaan antara anak-anak Allah dengan yang tidak / Perbedaannya ialah, setiap anak-anak Tuhan sudah diperlengkapi dengan kemampuan yang berupa kasih karunia untuk bisa hidup kudus, tetapi mereka tidak. Artinya, setiap anak Tuhan bisa hidup kudus, kalau mau, tetapi bagi mereka tidak akan mungkin untuk bisa hidup kudus. Inilah bedanya. Mungkin ada yang bertanya, ' Kalau begitu Allah tidak adil !' Jawabnya ialah, ' Justru di sinilah letak keadilan Allah itu !' Semua manusia itu sudah berdosa dan upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita ( Roma 6 : 23 ). Kita yang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan sudah dimampukan untuk hidup kudus. Tinggal kita mau atau tidak ! Bagaimana kita bisa hidup kudus ? Untuk bisa hidup kudus harus mengambil keputusan untuk : mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi serta mengundangnya masuk ke kehidupan kita sebagai Tuhan dan Raja, kemudian mengasihi Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak ( Yesus kristus ) dan Allah Roh Kudus, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan kita. Dengan mengasihi kita ada di dalam Dia dan Dia ada di dalam kita. Dengan mengasihi Allah kita dimampukan untuk melakukan segala perintah-Nya. Hidup kudus itu adalah hidup yang berkenan kepada Allah. Hidup kudus itu adalah hidup dengan mentaati semua perintah Allah. Dan hidup kudus itu adalah hidup yang tidak bercacat dan tidak bercela dan tanpa noda di hadapan Allah. Hidup kudus ini bisa kita lakukan kalau kita sudah mengalami bagaimana hidup oleh Roh dan hidup dipimpin oleh Roh. Hidup kudus ini adalah tuntutan Allah dan mutlak harus kita lakukan kalau kita mau melihat Allah, mau hidup bersama-sama Allah, mau ikut diangkat (rapture). Hidup oleh dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus antara lain bisa kita baca dan renungkan di Roma 8. Bagaimana kita mengetahui apakah kita sudah hidup oleh Roh dan hidup dipimpin oleh Roh atau tidak ? ' Sebab mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh ' (ay 5 ) Hal-hal yang dari daging akan melahirkan perbuatan daging yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Juga yang berkaitan dengan keinginan mata dan keangkuhan hidup. Keinginan daging ini akan membuahkan dosa dan seterusnya akan membinasakan kita karena keinginan ini merupakan perseteruan dengan Allah karena tidak takluk kepada hukum Allah. Dan mereka yang melakukan atau hidup dalam perbuatan daging tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Sebaliknya, memikirkan hal-hal yang dari Roh itu adalah hidup dan damai sejahtera. Kita bisa melakukan dan mengalami hal ini kalau memang Roh Allah diam di dalam kita. Dan Dia akan diam di dalam kita kalau memang sudah kita undang masuk sewaktu menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan. Di Galatia 5 : 16-26 tentang hidup menurut daging atau Roh disebutkan, 'hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.' Artinya, kita tidak akan melakukan perbuatan daging kalau kita hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh. Dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin bisa lepas dari hukum dosa dan maut. 'Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. ' ( Roma 8 : 2 ). Dengan memberikan diri untuk hidup oleh Roh otomatis kita tidak akan mampu melakukan perbuatan daging. Ini yang dijelaskan di ayat 17,' Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Demikian juga dengan buah Roh. Kita, dan siapapun juga, tidak akan pernah bisa memberikan buah Roh dengan kekuatan sendiri. Dengan kekuatan sendiri kita tidak mampu melakukan ini. Buah Roh ini otomatis akan termanifestasi dalam kehidupan kita kalau hidup kita dipimpin oleh Roh. Jadi bukan usaha kita tetapi Roh-lah yang akan mengeluarkan buah itu dalam kehidupan kita. Kita tidak bisa berbuat sesuatu untuk memaksakan buah Roh kita keluar kalau memang kita tidak memilikinya. Kalau ini kita mencoba-coba melakukan ini bukan buah Roh yang kita berika tetapi buah roh. Bukan buah Roh Kudus tetapi buah roh kita atau buah roh-roh yang lain. Buah Roh tidak pernah dihasilkan oleh usaha manusia. Kita hanya sekedar memberikan buah Roh yang memang sudah ada dalam kehidupan kita. Dan buah Roh ini akan muncul dengan sendirinya begitu kita hidup dalam persekutuan akrab dengan Tuhan, hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh. Kalau kita sudah mengalami hal ini otomatis kita bisa memberikan buah Roh kita. Buah Roh yang asli, bukan tiruan. Ini menjawab beberapa pertanyaan mengapa banyak orang, termasuk hamba-hamba Tuhan, yang gagal untuk mempertahankan perbuatan baiknya, atau yang dia kira buah Roh-nya. Perbuatan baik yang merupakan manifestasi buah Roh, tidak usah dipertahankan. Buah Roh itu terus akan keluar dari kehidupan kita yang kaya oleh kasih karunia Allah. Kalau kita hidup lekat dengan Kristus, maka buah Roh kita akan terus bisa dinikmati oleh siapapun yang ada di sekitar kita. Demikian juga dengan pertanyaan mengapa banyak orang, termasuk hamba-hamba Tuhan, yang gagal untuk tidak melakukan perbuatan daging. Ini disebabkan karena mereka telah melakukan dan berusaha dengan kekuatan sendiri untuk tidak melakukan perbuatan dagingnya. Dan ini merupakan kesalahan. Perlu kita ulangi lagi bahwa perbuatan daging itu bukan hasil usaha atau kekuatan kita. Kita tidak melakukan perbuatan daging bukan karena kita berusaha untuk tidak melakukan, tetapi karena hidup oleh Roh kita tidak melakukan perbuatan daging. Perbuatan daging maupun buah Roh itu hanya merupakan manifestasi saja. Merupakan akibat dari apa yang sudah ada di dalam diri kita. Dengan membiarkan diri kita untuk hidup oleh Roh dan hidup dipimpin oleh Roh otomatis manifestasinya akan tampak. Demikian juga dengan hidup dalam kekudusan, yang merupakan manifestasi atau akibat kita hidup oleh dan hidup dipimpin oleh Roh. Hidup dalam kekudusan inilah yang Tuhan tuntut dari gereja-gereja akhir jaman-Nya. Akan tiba saatnya di mana Tuhan akan berperkara dengan gereja-Nya, dengan umat-Nya, dengan gembala-gembala-Nya, khususnya menjelang kedatangan-Nya untuk menjemput gereja-Nya. Gereja atau jemaat yang akan berdiri di hadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Jemaat yang kudus dan tidak bercela. Tuhan Yesus berhak menuntut kekudusan ini karena Dia telah mati, bahkan telah bangkit, untuk menjadikan jemaat atau gereja-Nya mampu hidup dalam kekudusan. Lakukanlah !
|