Era Gereja Akhir Jaman - Penyataan Kemuliaan Tuhan

MEMBANGUN RUMAH / KUBU / MENARA DOAMU!

( Warta Sepekan GBI Bethany, 24 & 31 Oktober 1999 )



Tuhan menghendaki kita membangun kubu-kubu doa di rumah-rumah, di sekolah-sekolah dan di tempat-tempat kerja. Ini sebagai tanggung-jawab yang kita ambil untuk berdoa bagi kehidupan pribadi kita, keluarga, gereja, masyarakat dan
pemerintahan kita, selain untuk penginjilan ke seluruh dunia dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

Kita saat ini sedang hidup di jaman penuaian akhir jaman. Oleh karena itu harus kita dengarkan panggilan Tuhan di Yohanes 4:35, 'Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.' Serta apa yang ada di Wahyu 14:15, 'Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.' Sekarangpun kita sudah melihat penuaian jiwa besar-besaran dalam sejarah gereja.

Ada pertanyaan yang harus kita jawab, 'Siapa yang mau berdoa bagi jiwa-jiwa yang akan dituai di jaman akhir ini? Siapa yang mau bertanggung jawab kepada Tuhan dalam doa untuk keluarga, tempat kerja, masyarakat dan bangsa kita?'

Sebagai anggota pasukan doa kita harus mau menerima tanggung jawab ini. Inilah tujuan dibangun kubu atau menara doa! Kita akan menggerakkan semua umat percaya untuk menerima tanggung jawab doa ini.

Tuhan menginginkan kita bisa memandang ladang-ladang yang sudah menguning dan melihat begitu banyaknya jiwa-jiwa yang siap untuk dituai bagi Kerajaan Allah. Inilah yang harus mampu dilihat oleh para umat percaya yang mau mengambil tanggung jawabnya untuk berdoa bagi mereka; dimanapun umat percaya itu tinggal atau bekerja.

Untuk menggenapkan kehendak-Nya, di dunia ini Tuhan tidak mempunyai yang lain selain mereka. Pemerintahan negara tidak akan mampu melakukan ini. Reformasi sosial pun tidak mampu. Pendidikan juga tidak! Tidak ada satupun di dunia ini yang bisa menjadikan kehendak Allah terjadi di bumi selain kita, umat percaya-Nya!

Di dalam gereja kita sudah kehilangan kesempatan besar untuk bisa menghadirkan Allah ke masyarakat yang ada di luar lingkungan gereja. Ini karena kita telah mengikat Allah dalam gereja dan ibadah-ibadah kita.

Ketika Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Dia telah memberikan kunci-kunci Kerajaan Allah kepada gereja-Nya untuk dipakai membuka pintu-pintu penjara dan melepaskan mereka yang terikat. Yesus mengatakan di Matius 16:19, 'Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.' Melalui kuasa dan pengurapan Roh Kudus Tuhan ingin memakai kita semua untuk melayani kebutuhan orang-orang yang ada di sekitarmu. Tuhan sudah menetapkan kita untuk mengambil tanggung jawab dalam doa untuk rumah, tempat kerja, sekolah, masyarakat dan bangsamu agar mereka semua bisa melihat kehendak-Nya tergenapi.

Di Yesaya 56:7 disebutkan, ' ... rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.' Rumah berhubungan dengan keluarga. Tuhan mengatakan rumah-Nya ... sidang jemaat-Nya ... sebuah keluarga. Dan umat-Nya disebut sebagai keluarga yang berdoa.

Doa berarti intervensi atau menjalin atau memasuki atau merasuki atau mengambil bagian atau berperan atau ikut campur atau mencampuri. Sebagian besar tidak melihat gereja sebagai tempat dimana Allah ikut ambil bagian atau berperan dalam kehidupannya. Hampir semua orang menganggap gereja itu sebagai tempat sosial atau sesuatu yang berkaitan dengan kerohanian saja, atau komitmen moral dengan Tuhan, dan tidak menganggapnya sebagai tempat dimana Allah akan dan bisa ikut-campur dalam kehidupannya.

Tuhan itu memang sudah berencana untuk dan akan ikut campur dalam setiap kehidupan manusia, dimanapun mereka tinggal, kalau memang diijinkan. Sebagai anak-anak Tuhan kita pun ditetapkan dan mempunyai tanggung jawab luar biasa untuk menjadi rumah doa ... untuk ikut campur dalam kehidupan semua orang.

Kapanpun keluargamu membutuhkan terobosan agar Tuhan ikut campur didalamnya, kalian harus menjadi rumah doa ... rumah di mana Tuhan akan senantiasa ikut campur dalam kehidupan keluarga.

Di tempat kerja, kalian harus menjadi rumah doa ... yang akan merasuk untuk ikut campur bagi rekan-rekan kerjamu sehingga mereka akan berhubungan dengan Tuhan untuk memperoleh jawab terhadap tantangan atau konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupannya.

Sebagai anggota pasukan doa kita harus mau menerima tantangan dan tanggung jawab berat ini, untuk berdoa di hadapan Tuhan.

Inilah apa yang dimaksud dengan rumah doa, kubu doa, atau menara doa itu! Kita semua harus menggerakkan umat yang percaya Tuhan Yesus untuk menerima tanggung jawab doa ini.

Kubu doa adalah kelompok kecil umat percaya ... sekitar 6-12 orang ... yang telah mengambil tanggung jawabnya untuk berdoa bagi kehidupannya, keluarganya, gerejanya, masyarakat dan pemerintahan, dan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kelompok ini membuat perjanjian saling bertemu untuk doa bersama seminggu sekali. Setiap doa kira-kira antara 30 menit sampai satu jam.

Yang berkumpul di kubu doa ini adalah semua umat percaya, tanpa melihat gereja, kepercayaan atau suku. Pertemuan ini bukan untuk mengajarkan atau memperkenalkan doktrin/pendapat/pandangan seseorang tentang firman Tuhan. Masing-masing doktrin dan kepercayaan gereja dihormati.

Umat percaya yang menjadi anggota kubu doa bertanggung jawab mendoakan agar Tuhan bergerak dengan melalui mereka atau orang lain. Mereka juga bertanggung jawab untuk membimbing orang ke tangan Tuhan. Mereka percaya akan adanya terobosan-terobosan dan jawaban doa terhadap kebutuah mereka yang sedang didoakan.

Kalau dilihat tanggung jawab tersebut sepertinya berat sekali. Tetapi sesungguhnya, apa yang menjadi tanggung jawab kita hanya menghubungkan mereka-mereka yang kita doakan kepada Tuhan melalui doa-doa kita berdasarkan atas respon atau tanggapan kita akan kemampuan Allah untuk mellakukan apa yang kita doakan. Itu saja!

Apa Tuhan sanggup? Ya!

Apa Dia mau? Ya!

Apa firman-Nya mengatakan Dia mau? Ya!

Apa Dia mempunyai cukup kuasa untuk itu? Ya!

Kalau begitu apa yang sebenarnya Tuhan cari? Seseorang yang mau untuk berdoa!

Allah tidak membutuhkan bantuan apapun untuk menggenapkan janji-janji-Nya. Allah lebih dari sanggup! Allah sebenarnya hanya mencari seseorang yang mau berkata, 'Saya meresponi/menanggapi kemampuan-Mu dalam situasi ini Tuhan. Kalau begitu mari kita bersepakat dan bersama-sama berdoa untuk terobosan ini!'

Setiap kubu doa harus mengambil tanggung jawab untuk mendoakan kehendak Tuhan digenapi, bukan untuk kepentingan pribadi. Kita bertanggung jawab untuk membangun tembok-tembok pertahanan dan perlindungan yang tidak tertembus bagi mereka yang kita doakan.

Dalam kita berdoa untuk orang lain bisa digambarkan sebagai pusat komando peluncuran pesawat ruang angkasa. Pada peluncuran pesawat, pusat komando itu tidak hanya sekedar meluncurkannya kemudian tidak berbuat apa-apa dan sekedar melihat apa yang akan terjadi terhadap pesawat itu. Tidak! Di pusat komando itu ada kerjasama dari team gabungan banyak orang dan keahlian bahkan sebelum diputuskan untuk meluncurkan pesawat itu.

Pasa saat pesawat lepas landas mereka tahu kemana pesawat itu akan pergi, berapa lama harus berada di suatu tempat dan sebagainya. Team itu dikatakan berhasil jika pesawat dan isinya kembali dengan selamat.

Kubu-kubu doa kita merupakan bagian dari jaringan kerja sama kubu-kubu doa sedunia untuk melihat bagaimana Kerajaan Allah bisa mempengaruhi kehidupan di bumi. Saat ini sudah ada kubu-kubu doa dan pasukan doa yang tersebar di dunia ini yang langsung mendapat pengarahan dari Roh Kudus sendiri. Dengan pengarahan-Nya doa-doa kita akan naik ke hadirat Allah dan pada akhirnya akan memanifestasikan jawaban doa ke bumi.

Kembali kita ulangi bahwa tujuan kita ialah menghubungkan orang lain kepada Tuhan Yesus, untuk menjadikan Tuhan ikut campur tangan dalam setiap situasi dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa kita. Kita sebagai pengisi-pengisi celah (stand in the gap) sehingga Tuhan bisa bergerak leluasa bekerja bagi jiwa-jiwa yang ada di bangsa-bangsa yang belum terjangkau Injil Kerajaan. Kita juga menaikkan doa, sebagai selimut doa, yang membungkus dan merupakan tembok-tembok perlindungan yang tidak tertembus, yang akan melindungi anggota pasukan doa lain, keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa kita, untuk mematahkan belengu-belenggu kuasa kegelapan yang mengikat dan untuk menjadi perisai bagi hamba-hamba Tuhan, pemimpin-pemimpin rohani dan segala orang kudus yang ada di seluruh muka bumi ini.

Fungsi dan maksud utama kubu doa ialah berdoa ... bukan berkotbah atau mengajar ... . Melalui doa, kita akan mengambil alih penguasaan terhadap lingkungan. Dengan berdoa kita tidak membiarkan sesuatu terjadi di depan mata tanpa ikut intervensi di dalamnya. Kita akan berdiri di celah, berdiri mengantarai, membangun pagar-pagar. Kalau ini sudah kita lakukan, seseuai dengan janji Tuhan, kita akan melihat perubahan-perubahan ajaib yang akan terjadi di sekitar kita.

Pada saat kita membangun kubu doa otomatis kita akan tergabung dengan kubu-kubu doa yang sudah ada di seluruh dunia. Sudah ada jutaan orang yang bergabung dalam pasukan doa. Semua kubu-kubu doa akan terus berdoa sampai telah melihat terobosan-terobosan yang terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini.

Kita tahu Allah itu tidak pernah bermaksud untuk mengikat diri-Nya tinggal tetap di suatu gedung gereja. Pelayanan dan keaktifan para hamba Tuhan di gereja mula-mula itu tidak terikat dalam suatu gereja atau gedung. Memang secara berkala mereka berkumpul bersama di Bait Allah, tetapi sebagian besar pelayannya dipusatkan di rumah-rumah mereka, di pasar-pasar dan di jalan-jalan (Kisah 2:42, 46-47).

Kalau kita berbicara untuk membangun kubu doa bukan berarti kita harus mulai menyewa rumah atau gedung. Membangun kubu doa berarti mencari orang-orang yang mau membuka rumahnya dan menjadikannya sebagai kubu doa.

Mereka yang mau menyediakan waktu-waktu khusus, apakah waktu makan siang atau waktu istirahat mereka di kantor atau di rumah untuk dipakai berdoa bersama.

Para ibu yang mengantar anak-anaknya ke sekolah bisa membangun kubu doa sebelum jam sekolah dimulai, misalnya, untuk melindungi dan sekaligus mematahkan setiap kuasa-kuasa kegelapan yang mempengaruhi sekolah itu.

Para murid dan mahasiswa juga perlu berkumpul bersama untuk membangun kubu-kubu doanya dan mulai mengusik roh-roh jahat yang menimbulkan kebencian antar ras atau golongan atau yang mempengaruhi dan merusak kehidupan teman-temannya.

Perlu juga membangun kubu-kubu doa di lingkungan masyarakat kita, dimana bisa berkumpul, apakah di sudut-sudut jalan atau pos ronda, dan sepakat untuk menutup rumah-rumah perjudian dan maksiat yang ada.

Bisa juga dibangun kubu doa di daerah yang banyak tindak kejahatan, kegiatan narkoba, pelacuran dan kejahatan, agar jiwa-jiwa di daerah itu diselamatkan dan dilepaskan.

Bagaimana melakukan doa di kubu doa?

Menetetapkan sasaran rohani yang akan didoakan. Pemimpin kubu doa memfokuskan apa yang akan didoakan dan membagikannya kepada anggotanya. Perlu juga diingatkan kembali prinsip-prinsip dan kebenaran-kebenaran firman Tuhan yang akan melandasinya doa-doa yang akan dinaikkan. Semua anggota didorong untuk ambil bagian dalam doa berdasarkan dengan kebenaran-kebenaran yang Tuhan singkapkan kepadanya. Pengantar ini dijaga sesingkat mungkin sebab tujuan dan maksud pertemuan adalah untuk berdoa, bukan berkotbah.

Doa diawali dengan berdoa untuk kehidupan pribadi dan anggota pasukan doa yang lain.

Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus (Efesus 6:18)

Kita perlu mencukupkan kebutuhan orang melalui doa. Doakan kebutuhan pribadi masing-masing, pergumulan rohaninya, kesembuhan yang diperlukan, terobosan untuk keuangan, perlindungan Tuhan dan kehendak Tuhan tergenapi dalam kehidupannya.

Dalam keterkaitannya dalam hal ini Yakobus menunjukkan di Yakobus 5:16, 'Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.'

Kita harus berpandangan global untuk mengisi celah (stand in the gap) secara terus-menerus, dalam berdoa bagi saudara-saudara seiman, juga yang ada di bangsa-bangsa lain, baik yang sedang menghadapi kesulitan besar dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya maupun yang menghadapi tantangan keras maupun penganiayaan, bahkan kematian karena iman kepada Kristus.

Begitu kita saling membungkus satu dengan yang lain dengan doa yang berapi-api dan bersyafaat, kita sendiri akan dikuatkan dan siap untuk melayani kebutuhan orang lain dalam lingkup doa ... baik di tempat kerja ... di sekolah-sekolah ... dan di
lingkungan tetangga dan masyarakat.

Begitu kita mengangkat selimut doa kita, kita akan dikuatkan dan dimampukan menjangkau dan melayani mereka yang ada di sekitar kita.

Berdoa untuk keluarga-keluarga kita. Tuhan mengingatkan, pada saat memasuki tahun 90-an kita akan menghadapi lima krisis besar. Salah satunya yang sekarang sedang kita hadapi adalah krisis keluarga.

Keluarga-keluarga pada saat ini sedang ada dalam pembataian musuh. Tingkat perceraian umat percaya sama dengan orang dunia. Pernikahan Kristen sedang dicabik-cabik oleh ketidak saling percayaan antara suami isteri dan hubungan yang tidak benar. Kaum muda pun memberontak, melakukan hubungan sex di usia muda, hidup dengan narkoba dan minuman keras pada usia yang sangat muda.

Kita harus tetap bersama-sama untuk menaikkan doa yang mantap sampai bisa melihat semua ikatan musuh diputuskan, pernikahan dipulihkan, yang belum selamat bisa dimenangkan bagi Kerajaan Allah, dan anak-anak muda dibebaskan dari ikatan musuh dan dikobarkan oleh Roh Kudus.

Berdoa untuk gereja lokal kita. Tujuan lain kubu doa ialah menaikkan selimut doa yang kuat untuk membungkus, atau sebagai perisai, bagi gembala-gembala dan pimpinan-pimpinan rohani gereja.

Paulus menyatakan hal ini di 2 Tesalonika 3:1-2, 'Berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.'

Kita harus menjadi perisai bagi gembala-gembala kita dan semua mereka yang ada di kelima jawatan (rasul, nabi, gembala, pengajar dan penginjil) dengan doa. Kita perlu berdoa agar terjadi terobosan-terobosan rohani di gereja-gereja, untuk
penyediaan Allah secara berkelimpahan, untuk jiwa-jiwa agar dimenangkan, untuk pengurapan Tuhan agar dilepaskan kepada jemaat.

Kita perlu berdoa juga agar Tuhan meningkatkan visi kepada masing-masing pemimpin agar bisa lebih banyak lagi memberi kebebasan jiwa-jiwa yang terhilang, baik dalam masyarakat di lingkungannya maupun bangsa-bangsa di dunia.

Berdoa untuk pemerintahan. Paulus mengingatkan Timotius di 1 Timotius 2:1-4 untuk mendoakan raja-raja dan semua pembesar agar dapat hidup tenang dan tenteram. Kita perlu berdoa bagi semua yang ada di posisi pemimpin pemerintahan. Kita harus bersyafaat bagi mereka dan percaya bahwa Tuhan akan membangun kepemimpinan yang saleh. Kita perlu berdoa bagi mereka yang belum lahir baru sehingga mereka bisa menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.

Berdoa untuk pembangunan pasukan doa di seluruh dunia. Di Matius 9:38 Tuhan Yesus mengatakan agar kita meminta atau berdoa kepada Tuhan yang punya tuaian agar Dia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Saat ini di dunia sudah ada lebih dari sembilan ratus ribu pasukan doa. Pasukan doa ini merupakan kunci bagi masing-masing negaranya untuk dijangkau Injil sebelum kedatangan Kristus yang keduakalinya. Kita harus berdoa agar Tuhan mengirim mereka dalam kuasa dan pengurapan Roh Kudus untuk memasuki kota-kota, desa-desa, bahkan ke pelosok-pelosok terpencil untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan, bahkan mereka yang belum pernah mendengar nama Yesus sepanjang hidupnya!

Kita perlu berdoa agar Tuhan melanjutkan pembangunan pasukan doa yang lebih besar lagi sehingga bisa mencapai ujung-ujung dunia.

Berdoa untuk penginjilan di seluruh dunia. Ini hanya bisa dicapai dengan pembentukan pasukan doa, atau pendoa syafaat, di seluruh dunia. Ini bukan hanya merupakan pokok doa utama dalam kubu-kubu doa, tetapi juga harus merupakan bagian dalam doa pribadi kita. Kita harus menyediakan waktu untuk berpuasa dan berdoa untuk lebih dari tiga milyar jiwa yang belum terjangkau di dunia ini. Tuhan mengingatkan bahwa doa orang benar itu besar kuasanya (Yakobus 4:16). Kita memerlukan doa yang berapi-api dan terus-menerus dalam Roh untuk menjangkau jiwa-jiwa yang ada di negara-negara, dan percaya bahwa Tuhan akan membuka pintu-pintu yang tertutup, mencabik-cabik orang-orang penguasa jahatnya dan menyebarkan Injil ke mereka yang belum pernah mendengarnya.

Berdoa untuk kedatangan Tuhan Yesus. Sekarang ini merupakan saat dimana gereja Tuhan harus mulai berdoa untuk kedatangan-Nya. Yesus akan kembali untuk menjawab doa-doa gereja-Nya, doa yang merupakan ungkapan kerinduan hati
gereja-Nya akan kedatangan-Nya! Teriakan yang keluar melalui bibir-bibir para pendoa ini merupakan seruan bersama, 'Ya, datanglah Tuhan Yesus!' (Wahyu 22:20). Teriakan yang akan menggema sampai ke Sorga.

Kerinduan kita ialah melihat semua gereja di seluruh dunia berdoa seperti ini secara teratur. Roh kita harus digelorakan dengan kerinduan yang sangat akan agar Kristus segera datang. Doa ini harus merupakan doa utama dalam setiap kubu-kubu doa. Dan harus menjadi doa yang tiada berkeputusan dalam hati kita.

Mengakhiri pertemuan di kubu doa. Pemimpin harus mengakhiri pertemuan dengan pujian dan ucapan syukur. Ini harus merupakan saat pujian dan penyembahan kepada Tuhan ... mengucap syukur kepada-Nya akan apa yang kita percayai Dia
akan lakukan. Beri kesempatan kepada anggota untuk memberikan kesaksiaan akan jawaban doa yang mereka terima.

Kita ini melayani Tuhan yang bisa mendengar dan menjawab doa! Pada saat kita membagikan jawaban doa dengan orang lain, baik itu di rumah, di tempat kerja, di masyarakat, ini akan merupakan kesaksian yang berpengaruh kuat kepada mereka. Dan pada akhirnya mereka minta kita untuk berdoa bagi kebutuhan mereka.

Setelah kita membuka kubu doa di rumah kita, kita bangun pula kubu-kubu doa di tempat kerja, di sekolah atau tempat-tempat pertemuan umum, dan seterusnya. Ingat, kita adalah bagian dari pasukan doa yang sedang membungkus dunia dengan doa-doa kita. Doa-doa yang akan membungkus dunia di masa penuaian akhir ini, yang akan memberikan dampak yang luar biasa ke seluruh bangsa, dan yang akan banyak memenangkan jiwa untuk masuk ke Kerajaan Allah sebelum Kristus datang untuk menjemput kita!

Kalau kita sudah membangun kubu-kubu doa kita, kita bisa meningkatkannya untuk mulai membangun menara doa. Tempat dimana kita bisa berkumpul untuk berdoa bersama, secara bergantian, sehingga selama duapuluh empat jam dalam sehari,
tujuh hari dalam satu minggu, dan tigaratus enampuluh lima hari dalam satu tahun, ukupan doa kita akan terus membumbung ke hadirat Tuhan di Sorga, untuk selalu mengingatkan Dia akan umat kudus-Nya, sehingga kehendak-Nya tergenapi di muka bumi.


ke renungan yang lain