Tahun Pelipatgandaan - Tahun Mujizat - Tahun tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya

MEMBINA HUBUNGAN INTIM DENGAN TUHAN

( Warta Sepekan GBI Bethany, 13 Februari 2000 )

 

Sudah terlalu sering kita mendengar himbauan-himbauan bahwa kita harus senantiasa berhubungan intim dengan Tuhan Yesus; harus menjadi rumah doa; harus ada di menara doa 24 jam; serta himbauan-himbauan lain yang intinya minta agar kita senantiasa berjaga-jaga dan menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Tetapi ada pertanyaan-pertanyaan hakiki yang seringkali menjadikan banyak di antara kita frustrasi, 'Bagaimana caranya?!' 'Bagaimana saya bisa membina dan menjaga hubungan intim dengan Tuhan selama 24 jam itu?' Dan serangkaian pertanyaan dan ungkapan perasaan kecewa, tertuduh, terintimidasi, tidak layak, kurang rohani, marah dan akhirnya bisa menjadi frustrasi, yang tertumpuk di atas kepala dan kesemuanya itu bisa menjadikan musuh kita, Iblis,
memperoleh keuntungan.

Belum lagi kalau ada himbauan yang disertai dengan kata-kata yang tidak 'menggurui' tetapi kurang mengajar, seperti, 'Pokoknya harus dilakukan!', 'Taat saja!' dan sejenisnya. Kata-kata ini, yang kadang-kadang masih ditambah dengan kata-kata ancaman, bahkan kata-kata kutukan yang tanpa disadari ikut terucapkan lewat emosi !

Ini semua bukannya menjadikan seseorang bisa tahu bagaimana harus melakukan tetapi akan menjadikan dunia kehidupan rohani seseorang tetap mencari-cari di tempat gelap tanpa pelita.

Yang dibutuhkan disini bukan sekedar himbauan-himbauan yang disisipi kutipan-kutipan hurufiah hukum atau ayat-ayat Alkitab. Yang dibutuhkan adalah pengajaran yang bisa mengajar jemaat dan kita bisa melakukan itu dengan benar, dengan menunjukkan cara praktisnya. Tentunya bukan cara praktis manusia yang didasarkan atas pikiran dan kehebatan pengetahuan teologia tetapi hikmat-hikmat baru, penyingkapan-penyingkapan baru yang diberikan Roh Kudus melalui hubungan intim tersebut.

Harus senantiasa kita ingat, khususnya hamba-hamba Tuhan, akan apa yang disebutkan sebagai 'pelayan-pelayan perjanjian baru' yang ada di 2 Korintus 3 (baca), yang menyatakan bahwa hukum yang tertulis itu mematikan tetapi Roh, pelayanan yang menuliskan hukum di hati orang, itu yang menghidupkan. Setiap kita harus merenungkan dan minta hikmat Roh Kudus akan arti pelayan-pelayan perjanjian baru ini. Kalau tidak, kita adalah ahli-ahli Taurat atau Farisi Perjanjian Baru!

Untuk bisa berhubungan intim dengan Tuhan kita harus mengerti siapa dan apa maksud Tuhan Allah membuat manusia.

Manusia adalah makhluk roh sama seperti Tuhan Allah dan para malaikat, baik malaikat yang masih di sorga maupun yang sudah jatuh (Setan dan para pengikutnya). Mereka semua adalah pribadi-pribadi yang mempunyai pikiran/inteligensia, perasaan/emosi, keinginan/kehendak dan kemampuan/kuasa untuk bertindak.

Tetapi roh yang diberikan manusia itu berbeda dengan roh yang diberikan kepada para malaikat. Roh yang ada di manusia itu adalah roh-Nya Allah sendiri, yang segambar dan serupa dengan Dia. Tetapi roh malaikat tidak. Itu sebabnya para malaikat, walaupun ingin, tidak akan pernah dijadikan anak-anak Allah, maupun mempelai Kristus; tetapi manusia memiliki kesempatan untuk itu kalau mau.

Yang kita bicarakan di sini adalah manusia pertama, Adam, sebelum jatuh dalam dosa dan mereka yang sudah dipulihkan hubungannya dengan Tuhan melalui Yesus Kristus. Manusia yang sudah lahir baru. Mereka-mereka itulah manusia-manusia Allah, makhluk buatan Allah yang merupakan 'master piece' atau karya agung Tuhan, sebagai pusat ciptaan alam semesta, yang dibuat hampir sama dengan Allah !

Karena Allah itu pada hakekatnya adalah Kasih, maka tujuan Allah membuat manusia ialah: untuk bisa Tuhan kasihi atau miliki dan untuk bisa mengasihi Tuhan dan sesama (hukum yang terutama).

Inilah perkara yang harus senantiasa kita ingat dan ada di dalam hati kita, setiap saat. Kalau tidak, akan membawa bencana bagi kehidupan kita, termasuk orang lain melalui pelayanan kita.

Membina hubungan intim dengan Tuhan Yesus Kristus setiap saat, artinya terus-menerus selama 24 jam tidak lain adalah untuk mempraktekkan apa yang Tuhan kehendaki di atas. Membina hubungan ini bisa kita lakukan hanya dengan penyembahan. Penyembahan dari penyembah-penyembah yang benar yang dilakukan setiap saat. Dengan penyembahan inilah kita akan memperoleh 'getah-getah' kehidupan Pokok Anggur yang Benar, Tuhan Yesus, sehingga berbuah banyak. Dengan penyembahan ini kita akan senantiasa ada di
dalam Dia dan Dia di dalam kita. Dengan penyembahan ini kita akan mengenal dan dikenal oleh Tuhan Allah. Dengan penyembahan ini kita akan dimampukan untuk melakukan segala perintah Tuhan sehingga bisa hidup kudus tidak bercacat dan bercela. Dengan penyembahan ini kita akan mengalami mujizat. pelipatgandaan dan tidak ada yang mustahil! Inilah sebenarnya aplikasi dari hukum yang terutama itu.

Tuhan Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria, perempuan yang tidak pernah mengenal Dia sebelumnya, 'Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran' - (Yohanes 4:23-24).

Tuhan, Allah Bapa, Tuhan Yesus, mencari penyembah-penyembah yang benar. Tuhan tidak mencari penyembahan tetapi mencari penyembah ! Tuhan mencari hati atau pribadi yang menyembah; hati atau pribadi yang mengasihi. Tuhan tidak mencari merdunya suara penyembahan atau luarbiasa dan gemerlapannya pentas musik yang ditampilkan. Yang Tuhan ingin lihat ialah adakah penyembahan yang dinaikkan itu keluar dari hati penyembah-penyembah benar?

Demikian juga dalam pelayanan. Yang Tuhan cari dan inginkan itu bukan prestasi luarbiasa pelayanan atau dahsyatnya kuasa yang dimanifestasikan tetapi pelayanan yang didasari oleh hati atau pribadi yang melayani yang dilakukan oleh penyembah-penyembah benar-Nya.

Seseorang bisa memasuki penyembahan, yaitu hubungan intim dengan Tuhan,melalui empat proses atau tahapan.

1. Adanya hati atau pribadi yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan dan yang mengasihi sesama seperti dirinya sendiri. Setiap kita yang sudah lahir baru pasti sudah memiliki hati ini karena Roh Kudus sudah memberikannya. Untuk mengetahui hati yang mengasihi ini Tuhan tidak melihat sudah berapa lama seseorang itu lahir baru atau apa pelayanannya. Tuhan hanya ingin tahu sikap hati seseorang apakah ada kemauan untuk lebih mengasihi dan intim lagi dengan-Nya.

2. Memasuki atau menghadirkan hadirat Tuhan melalui salib Kristus. Bagi sementara kita yang masih agak sulit secara praktis untuk langsung memasuki hadirat Tuhan (karena belum terbiasa/mengalami) bisa dilakukan dengan memandang Kristus melalui melalui salib-Nya. Dengan melihat salib-Nya kita akan diingatkan kembali akan pengorbanan-Nya, akan penebusan lewat darah-Nya, akan penderitaan-Nya, akan kasih-Nya, akan janji-janji-Nya, akan penghiburan-Nya, akan kekuatan-Nya, akan kemenangan yang Dia telah berikan kepada kita; dan sebagainya.

Kalau kita sudah mengetahui dan menyadari dan masuk dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus ini berarti kita sudah ada dalam hadirat-Nya. Kita pasti akan bisa mengalami ini, kalau mau, tidak peduli apapun situasi dan kondisi yang sedang terjadi.

Hadirat Tuhan itu bisa disebutkan sebagai kesadaran roh, karena iman, akan hadirnya Tuhan. Iman bisa juga disebutkan sebagai memaksakan kehendak roh, berdasarkan janji-janji Tuhan, kepada jiwa dan tubuh. Iman itu bukan sugesti; sugesti itu memaksakan kehendak jiwa atau daging kepada roh. Dan kita, yang sudah lahir baru, diberi kuasa oleh Tuhan untuk menaklukkan dan menguasai segala ciptaan-Nya, termasuk jiwa dan tubuh kita.

3. Sikap hati yang menyembah: sikap hati yang kagum, bangga, mau meninggikan, memuja, mengagungkan Allah Bapa, Allah Anak, Tuhan Yesus dan, Allah Roh Kudus, yang didasari oleh hati yang mengasihi dengan segenap hati, jiwa, akalbudi dan kekuatan. Sikap hati ini bisa kita nyatakan melalui kata-kata dengan pujian, mazmur, penyembahan dan bisa juga diungkapkan dengan gerakan-gerakan, dan sebagainya, dengan fokus pemujaan dan pengagungan kepada Tuhan.

4. Mengalir atau menghanyutkan diri dalam aliran Roh Kudus. Dalam mengalir ini bisa kita tidak bisa meramalkan ke arah mana Roh Kudus akan bawa. Bisa kita dibawa untuk berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Berdiam diri itu bukan mengosongkan pikiran, tetapi berserah dan berpusat kepada Tuhan. Dengan berdiam diri ini sebenarnya kita sedang memberi kesempatan Tuhan untuk memeluk, mengasihi, meng-impartasikan diri-Nya dan menanamkan benih-benih Ilahi-Nya kepada kita. Tuhan yang ambil inisitaif dan aktif.

Roh Kudus bisa juga membawa kita untuk memuji, bermazmur atau menyembah.
Roh Kudus bisa juga membawa kita untuk bersyafaat.
Roh Kudus bisa juga membawa kita untuk melakukan doa peperangan, atau doa imamat untuk membawa permasalahan kepada Tuhan dan memohonkan belas kasihan dan pengampunannya serta memberkati, atau, doa kenabian dengan melepaskan nubuatan-nubuatan Tuhan melalui mulut kita.

Mari, sekaranglah saatnya kita membina hubungan yang l;ebih intim dengan Tuhan sebagai penyembah-penyembah benar akhir jaman-Nya.

Selesai

 

 

 

ke renungan yang lain