|
Tahun
Pelipatgandaan - Tahun Mujizat - Tahun tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya
PERSIAPAN UNTUK BISA TINGGAL DI SORGA (1)
( Warta Sepekan GBI Bethany, 12 Maret 2000 )
Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara saja, seperti yang
disebutkan di Mazmur 105:15,16, 'Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti
bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi
ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.'
Pada hakekatnya manusia adalah roh, roh yang menempati tubuh dan memiliki jiwa. Roh dan
jiwa inilah yang kekal, yang abadi, yang setelah selesai menjalani kehidupan di dunia akan
tinggal, hanya ada dua pilihan, kalau tidak di Sorga ya di Neraka! Pilihan dimana kita
akan berada bukan ditetapkan oleh Tuhan, sebab Dia mau semua manusia itu diselamatkan
untuk bisa bersama-sama dengan Dia di Sorga. Pilihan juga bukan ditentukan oleh Setan,
sebab Setan mau, kalau bisa, semua manusia itu bisa bersama-sama dengan dia di Neraka.
Neraka itu memang tempat yang Tuhan sediakan untuk Setan dan pengikutnya, bukan untuk
manusia.
Pilihan untuk menjadi penghuni Sorga atau Neraka itu diserahkan kepada manusia
berdasarkan kehendak bebasnya. Jadi bukan karena takdir atau nasib! Kalau tokh manusia
memilih untuk binasa di Neraka itu karena ketidak tahuannya, kebebalannya, kesombongannya,
rasa sok tahunya. Dan kesempatan untuk memilih ini ada pada saat manusia masih di dunia,
bukan setelah meninggal, dan pada saat dia masih sadar dan bisa mengambil keputusan.
Bagaimana cara manusia bisa memaski Sorga itu dengan jelas dan tegas sudah Tuhan tetapkan
sendiri. Untuk selamat manusia harus mengikuti persis seperti cara yang Tuhan berikan.
Bukan cara manusia. Kita tidak boleh terjebak dengan hal-hal agamawi, yang intinya, kalau
kita sudah melakukan ini dan itu sesuai dengan ratusan bahkan ribuan hukum-hukum yang
sudah ditetapkan oleh kitab agama, kita pasti diselamatkan. Bukan. Kita diselamatkan itu
karena memiliki hubungan dengan Pemilik keselamatan. Kita ada di Sorga karena kita diminta
oleh Pemilik Sorga untuk tinggal di situ. Dan Pemilik Sorga itu adalah Tuhan Yesus
Kristus. Kalau kita dikenal oleh Pemilik Sorga berarti nama kita sudah tercantum di Kitab
Sorga, atau Kitab Kehidupan. Jadi bukan amal baik kita, bukan kesalehan
kita secara manusia, bukan kebaikan kita yang akan menentukan kita ada di Sorga atau
tidak, tetapi apakah nama kita sudah ada di Kitab Kehidupan Sorga atau belum!
Sebaliknya agama itu hanya berisikan peraturan-peraturan yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan. Dan masing-masing agama, termasuk agama Kristen, berisikan puluhan, ratusan,
bahkan ribuan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan. Alkitab dengan tegas
menyebutkan di Wahyu 20:11-15, 'Lalu aku melihat suatu tahta putih yang besar dan Dia,
yang duduk diatasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan tahta itu.
lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan
orang-orang mati dihakimi menurut menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada
tertulisdi dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang yang mati yang ada di
dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya,
dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu
dilemparkan ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua. Dan setiap orang yang tidak
ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan
api itu.'
Pastikan nama kita tertulis di kitab kehidupan, dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, serta tetap ada dalam Kristus dengan tetap mengasihi Dia dan dikasihi Dia.
Ini merupakan jaminan yang sangat pasti, sebab Tuhan sendiri yang telah mengatakannya, 'Akulah
jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak melalui
Aku!' (Yohanes 14:6)
Memang, Sorga hanyalah bagi mereka yang telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri, dipanggil,
dipilih, dibenarkan dan setia untuk dimuliakan. Dan bagaimana kita bisa sampai ke sana,
sudah dengan jelas ditunjukkan oleh Tuhan, bukan oleh orang-orang saleh, bukan oleh nabi,
bukan oleh agama, tetapi oleh Tuhan sendiri, Penghuni dan Pemilik Sorga. Tinggal kita mau
percaya atau tidak!
Bagaimana sih suasana Sorga itu? Dan apa saja yang dilakukan di sana?
Wahyu 4:1,8-10, 'Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di Sorga ... dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: 'Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah,
Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.' Dan setiap kali
makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia,
yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlan
keduapuluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka
menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya ... '
Hal pertama yang ada di Sorga adalah penyembahan kepada Tuhan dengan tidak
berhenti-henti, siang dan malam, dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan
segenap kekuatan. Ini hanya mungkin bisa dilakukan kalau memang kita sudah benar-benar
mengasihi Dia. Benar-benar sudah menjadi penyembah-penyembah yang benar, yang menyembah
dalam roh dan kebenaran, sewaktu masih ada di bumi.
Kalau kita tidak terbiasa untuk melakukan penyembahan ini sewaktu masih ada di dunia
apakah kita nanti akan bisa dengan mendadak saja mampu untuk melakukan hal itu? Memang
tidak ada yang mustahil bagi Allah, tetapi justru manusia sendiri yang memustahilkan apa
yang sebenarnya tidak mustahil.
Bagaimana untuk bisa menjadi penyembah-penyembah yang benar, kita bisa membaca ulang dan
merenungkan renungan-renungan di warta sepekan ini yang berkaitan dengan itu yang sudah
dimuat beberapa minggu yang lewat.
Hal kedua yang terjadi di Sorga bisa kita lihat di Roma 4:33-35 yang menyebutkan bahwa
Kristus, yang sudah mati disalib karena menebus dosa manusia, telah bangkit dan sekarang
ada di Sorga, duduk di sebelah kanan Bapa, dan menjadi Pembela kita. Kata Pembela dalam
terjemahan Alkitab berbahasa Inggris disebut dengan Intercessor atau Pendoa Syafaat. Yesus
memang adalah Imam Besar kita, Juru Syafaat Agung kita.
Jadi di Sorga itu hanya ada dua hal: penyembahan dan pembelaan (bersyafaat).
Kalau penyembahan kita sudah harus melatih diri sewaktu di bumi; bersyafaat pun juga harus
dilatih. Kalau tidak, kemungkinan besar kita tidak akan betah tinggal di Sorga, sebab di
Sorga itu bukan berpesiar, bukan tour rohani, tetapi tempat tinggal yang sesungguhnya,
yang bukan untuk satu-dua bulan tetapi selama-lamanya. Yakinkan kita bahwa kita akan
'kerasan' tinggal di Sorga, kalau tidak kita akan merengek-rengek kepada Yesus untuk
dipindahkan. Dipindahkan kemana?! Satu-satunya tempat yang ada ya di Neraka!
Bagaimana kita melatih diri dalam bersafaat yang benar?
'Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:' (1
Petrus 2:9)
Kita semua, yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, adalah umat pilihan
Tuhan. Semuanya sudah ditahbiskan sebagai imam-imam yang memiliki otoritas. Otoritas dan
kuasa atas segala ciptaan yang ada di alam semesta ini, bahkan semuanya itu sudah Tuhan
serahkan sepenuhnya kepada kita, umat pilihan-Nya, untuk ditaklukkan dan dikuasai!
(Kejadian 1:28, 9:2)
Kalau seandainya seluruh umat pilihan Tuhan mengerti dan bertindak dengan otoritas yang
sudah Tuhan karuniakan maka sejarah bangsa dan dunia kita akan berbeda, tidak seperti
keadaan sekarang yang banyak dikuasai oleh musuh-musuh kita.
Otoritas dan kuasa ini secara syah sudah Tuhan berikan kepada kita, gereja-gereja Tuhan.
Dan hanya kepada gereja-Nya, dan tidak kepada yang lain. Karena gereja itu merupakan
satu-satunya organisme illahi yang telah Tuhan tetapkan untuk mewakili-Nya.
Tetapi sejak banyak kebenaran disingkirkan dari gereja Tuhan: mulai dari baptisan selam,
bahasa roh, nubuatan, kuasa, dan lain-lain, maka kuasa Tuhan tidak bisa dinyatakan.
Gereja yang seharusnya akan dipakai Tuhan untuk memberkati dunia menjadi gereja yang
lemah, sakit-sakitan, bahkan impoten! Gereja yang menjadi bahan lelucon dan bulan-bulanan
Iblis tanpa bisa melakukan apa-apa seperti singa yang taring dan kukunya sudah dicabuti!
Ini terjadi selama ribuan tahun, mulai dari sekitar tahun 200-an sampai tahun 1800-an. Dan
baru setelah ini satu-persatu kuasa illahi mulai dikembalikan karena ada umat-umat Tuhan
yang sudah mulai bangkit dengan imamat rajani-nya! Bangkit dengan pembelaan-nya! Apalagi
saat kedatangan Tuhan Yesus yang sudah semakin mendekat lagi yang ditandai dengan semakin
geramnya Iblis bekerja untuk mencabik-cabik dunia, banyak bermunculannya mesias palsu,
guru palsu, nabi palsu, pendeta palsu bahkan gereja palsu. Saat sekaranglah kuasa Tuhan
juga akan Tuhan curahkan habis-habisan melalui gereja-Nya. Ya, hanya melalui gereja-Nya,
untuk menandingi demonstrasi kuasa supraalami musuh, bahkan bukan hanya membendung tetapi
akan berbalik menyerang dan menghancurkan kekuatan musuh yang menjarah banyak jiwa untuk
dibawa ke Sorga!
Hanya gereja yang mampu untuk melakukan ini karena hanya dialah satu-satunya
'representative' Tuhan di bumi ini.(bersambung)
ke
renungan yang lain |
|