Tahun Multiplikasi - Tahun Kemuliaan Tuhan - Tahun Brjaga-jaga

AWALI TAHUN INI DENGAN BERBUAH

( Warta Sepekan GBI Bethany, 02 Januari 2000 )



Tuhan Yesus menetapkan kita harus berbuah, kalau tidak, akan dihukum! Ini bisa dilihat dari contoh-contoh kisah dan perumpamaan tentang pohon ara yang dikutuk (Matius 21:19), pohon ara yang harus ditebang (Lukas 13:7), hamba Tuhan yang tidak melipatgandakan talentanya (Matius 25:30).

Tetapi sesungguhnya umat Tuhan itu bukannya tidak mau berbuah tetapi tidak tahu
bagaimana untuk berbuah!

Perumpamaan yang ada di Lukas 13:6-9 menuliskan, 'Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggur, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

'Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

'Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"'

Pohon ara yang sudah diberi kesempatan tumbuh di kebun anggur dan sudah diberi waktu tiga tahun tetapi belum juga berbuah memang sudah selayaknya ditebang! Tetapi kasih karunia dan rasa belas kasihan pengurus kebun anggur tidak merelakannya dan minta ijin kepada pemilik kebun untuk memberikan kesempatan satu tahun lagi. Kalau sudah dicangkul dan dipupuk dalam waktu itu belum juga berbuah, sudah pasti pohon ara itu akan ditebang dan dibuang!

Pohon ara di atas menggambarkan kita, umat tebusan Tuhan Yesus yang bukan bangsa Yahudi. Pohon yang tidak seharusnya ada di kebun anggur dengan perawatan khusus, tetapi tokh tidak berbuah. Pohon ara yang tidak tahu diri!

Apakah waktu satu tahun di atas menunjuk kepada arti harfiah bahwa kita yang saat ini belum berbuah benar-benar hanya diberi waktu satu tahun lagi?!

Kembali ke pertanyaan bagaimana untuk bisa berbuah?

Tuhan Yesus dengan jelas memberitahukan rahasia ini, 'Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.' (Yohanes 15:4-6)

Persyaratan yang Tuhan Yesus tetapkan untuk bisa berbuah hanyalah 'tinggal di dalam Dia'. Bahkan dengan tegas dikatakan, 'Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak!'

Siapapun kita kalau ingin berbuah banyak tidak ada jalan lain kecuali apa yang dikatakan Yesus tersebut. Tidak ada jalan lain!

Apa yang dimaksud dengan tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita?

Firman di atas bisa dibandingkan dengan firman yang ada di 1Yohanes 4:16b, 'Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.'

Seseorang ada di dalam Allah (Yesus) dan Allah (Yesus) di dalam dia artinya orang itu mengasihi Allah (Yesus). Jadi, setiap umat tebusan Tuhan Yesus pasti akan mengeluarkan buah kalau ia mengasihi Yesus. Ini merupakan janji Tuhan sendiri!

Ini artinya, untuk mengeluarkan buah itu sama sekali bukan usaha manusia. Bagaimanapun manusia berusaha untuk mengeluarkan buah, buah rohani, yang keluar kalau bukan buah daging (perbuatan daging) ya buah jiwa. Keduanya adalah buah-buah rohani palsu, serupa tetapi tidak sama. Dan bukan buah ini yang Tuhan inginkan! Yang Dia inginkan adalah buah rohani asli yang memang dari Dia asalnya.

Buah rohani ini bukan hanya buah Roh, bukan hanya buah pertobatan, bukan hanya buah kebenaran, bukan hanya buah kebaikan, buah pelayanan, buah karunia-karunia Roh Kudus. Buah ini artinya luas dan hanya Tuhan sendiri yang tahu. Tetapi semua buah rohani ini memberikan hanya satu dampak: untuk menyatakan kemuliaan Tuhan! Menjadikan siapapun yang sudah merasakan buah rohani itu akan mengaku bahwa Yesus itu Tuhan dan kemuliaan hanya bagi Dia. Menjadikan siapapun yang sudah merasakan buah itu akan mengasihi Tuhan
dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatannya, serta mengasihi sesama seperti dirinya sendiri.

Jadi kita tidak usah mencari-cari dan berusaha untuk 'menghasilkan buah' dengan kekuatan sendiri. Kalau memang kita sudah mengasihi Tuhan Yesus, otomatis orang lain akan melihat dan merasakan buah rohani kita.

Bagaimana cara kita mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri?

Ini suatu pertanyaan yang sangat penting dan merupakan tujuan utama penciptaan manusia di bumi.

Ada dua perkataan Tuhan Yesus yang bisa kita pakai untuk menjawab pertanyaan ini: 'Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku' (Yohanes 14:15) dan 'Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.' (Yohanes 15:10)

Dua perkataan tersebut sepertinya agak bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Keduanya saling terkait dan saling menjelaskan: Kalau kita mengasihi Dia pasti kita akan menuruti segala perintah-Nya dan kalau kita menuruti segala perintah-Nya artinya kita mengasihi Dia. Ini merupakan rahasia dan janji luar biasa yang memungkinkan kita untuk hidup kudus dan berkenan kepada Dia!

Kedua firman di atas tidak bisa diartikan dengan: kalau kita sudah mengasihi Dia baru bisa melakukan perintah-Nya, atau, kalau kita sudah melakukan segala perintah-Nya berarti kita sudah mengasihi Dia. Tidak! Artinya bukan begitu.

Artinya ialah, kedua hal itu, mengasihi dan melakukan perintah-perintah-Nya, harus dilakukan secara bersamaan! Dan kalau kondisi kita saat ini sepertinya 'belum' mengasihi Tuhan atau 'belum' melakukan perintah-Nya, kita mulai saja melakukan keduanya. Kalau ini sudah kita lakukan, kasihkarunia Tuhan akan bekerja dengan kuatnya sehingga kita akan menjadi semakin mengasihi dan semakin mampu untuk melakukan segala perintah-Nya. Inilah rahasia dan pewahyuan yang saat ini sedang Tuhan singkapkan kepada kita semua yang merindukan untuk mulai berbuah dengan lebat. (Baca renungan 26 Desember 1999 untuk belajar mulai mengasihi Tuhan).

Kalau kita sudah melakukan kedua hal itu artinya kita akan dijadikan semakin kudus, tidak bercacat dan tidak bercela serta siap untuk bertemu Tuhan Yesus di awan-awan yang permai dan tidak akan ditolak seperti yang Yesus sebutkan di Matius 7 maupun perumpamaan gadis bodoh di Matius 25.

Di Matius 7:19-20 Yesus mengatakan, 'Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka' (nabi-nabi palsu). Buah yang baik itu adalah buah yang berasal dari Tuhan, bukan usaha atau rekayasa manusia dan gereja.

Di Matius 7:23 Yesus mengatakan, 'Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!'

Di Matius 25:12 Yesus mengatakan dalam perumpamaan 5 gadis bodoh, 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.'

Bagaimana seseorang itu bisa dikenal oleh Tuhan?

Jawabnya ada di 1 Korintus 8:3, 'Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah'

Kalau ada orang yang bertanya, 'Sudahkah engkau dikenal oleh Allahmu?' diharapkan tidak ada satupun di antara kita yang masih ragu-ragu untuk menjawab, 'Sudah! Karena saya sudah berbuah.'

Tugas kita berikutnya adalah memperhatikan sesama kita yang mungkin belum berbuah. Kita harus mengasih sesama kita seperti diri sendiri bukan? Kita tidak ingin ada di antara mereka yang tidak berbuah sehingga harus ditebang!

Dengan cara apa kita bisa membantu mereka sehingga kasihkarunia Tuhan yang sudah diberikan kepada kita juga bisa Tuhan berikan kepada mereka?

Biarlah kiranya ucapan pengurus kebun anggur di atas menjadi ucapan kita untuk
saudara-saudara kita yang belum berbuah, 'Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!'"

Mencangkul tanah itu artinya menggemburkan kembali tanah yang keras yang menghambat aliran air untuk meresap ke akar-akar pohon. Secara rohani, saudara-saudara kita, atau jemaat kita, yang berhati keras harus mulai kita 'cangkul' dengan doa-doa peperangan dan penghancuran kuasa-kuasa kegelapan untuk melembutkannya sehingga firman Tuhan dan pewahyuannya bisa meresap ke hatinya.

Memberi pupuk itu artinya memberi makanan untuk pertumbuhan. Secara rohani, kita mulai mengajarkan kepada mereka bagaimana untuk berbuah.

Mari, di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya kita berlomba berbuah lebat untuk
kemuliaan-Nya!




ke renungan yang lain